Sabtu, 14 Juni 2008

TERUS BEKERJALAH!

Apapun yang terjadi di muka bumi,
Sang mentari tak pernah beristirahat sedetik pun dari kerjanya,
Ia terus memancarkan sinarnya,
Ia terus menebarkan kehangatan ke seluruh galaksi raya.

Karena itu, tak ada alasan yang lebih baik untuk keberadaan kita disini,
Selain bekerja, mengubah energi dari dalam tubuh menjadi kebaikan bagi semesta raya.

Mungkin orang lain terus sibuk berbicara,
Mungkin orang lain bertingkah bermacam rupa,
Bagi diriku, baiknya tetaplah bekerja,
Bagi diriku, baiknya teruslah berkarya.

Barangkali orang lain berdiam diri tak tahu harus berkata apa,
Yang terbaik untukku adalah terus bekerja.

Barangkali orang lain ramai saling tuding saling menyalahkan,
Yang terbaik untukku adalah tetap berkarya.

Mentari adalah aku.
Aku adalah mentari.
Yang terus bekerja dan berkarya.

HIKMAH DI BALIK PERUBAHAN

Tiada yang abadi di dunia ini, dan bahwa segala sesuatu pasti berubah.
Sebuah kalimat yang penuh dengan keniscayaan.

Kondisi selama ini yang menggantungkan hidup dari bekerja di pabrik, kini telah berubah, berhenti bekerja di sana karena pabrik ditutup.
Begitu cepat berubah.

Selama ini bekerja untuk orang lain, tapi mulai saat ini harus berubah, harus bekerja untuk diri sendiri.
Siapkah? Tak perlu dijawab. Toh tidak siap pun, kondisi ini akan dialami.
Ambil saja hikmah dari perubahan ini.
Kalau selama ini digaji orang lain, tapi mulai saat ini harus berubah, tidak lagi menerima gaji.
Mungkin harus mulai bisa menggaji orang lain.
Mungkin harus mulai bisa memberi pekerjaan ke orang lain.

Matahari terbit dan terbenam. Bintang bercahaya lalu kelam. Siang berganti malam, malam berganti siang.
Bukankah kita tidak harus mencemaskan semua yang ada?
Bukankah kita tidak harus hanyut dalam semua perubahan.
Cukuplah mulai memahami, bahwa ada sesuatu bersembunyi di balik semua itu.
Ada hikmah di balik perubahan itu.
Sesuatu itu, yang tanpa disadari yang kita cari-cari selama ini.
Sesuatu itu adalah secercah ketenangan hati.