Kamis, 31 Juli 2008

MEREDAM KEBENCIAN

Benci.
Benci disini bukan kepanjangan dari bener-bener cinta.
Tapi benci sebenar-benarnya arti benci.
Tidak suka. Tidak senang.
Bisa karena dikecewakan.
Bisa karena disakiti.
Bisa karena hal sepele, tersinggung.

Diri kita, rasa benci yang sedang melanda, dan orang lain yang menjadi sasaran kebencian,
bisakah dipisahkan?
Dibiarkan begitu saja rasa benci itu seperti api di udara yang sekejap lenyap, bisakah?
Tak membiarkan orang lain sebagai kayu bakar untuk dihanguskan oleh api kebencian, bisakah?
Bila jawabannya adalah bisa, maka kita telah melangkah setapak menuju ruang batin yang jauh
lebih tenang, yang tak tersentuh oleh api kebencian.

Katanya, kunci membuka ruang hati yang damai dimulai dengan meredam kebencian pada
orang lain, dan bukan meredam kebencian itu sendiri.
Katanya, kekeliruan yang sering tak kita sadari adalah kita ingin membuang rasa benci,
namun kita tetap mengingat-ingat kepada siapa kita membenci.
Katanya, rasa benci tak memiliki daya, sampai kita menemukan obyek untuk dibenci.
Sebagaimana api di udara, takkan membakar sampai ia menemukan kayu untuk dihanguskan.

Redamlah kebencian itu.

Tidak ada komentar: