Selasa, 20 Mei 2008

DIAM

Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa kesempatan hanya didapat bila mereka bergerak,
berbicara atau mengambil tindakan.
Maka kemudian mereka berlomba-lomba untuk bergerak riang gembira, bahkan beradu cepat.
Dan ada pula yang beranggapan bahwa kesempatan yang paling baik akan datang
pada saat kita tenang, diam dan terpekur.
Ada pula orang bijak yang berkata bahwa kesempatan datang secara diam-diam.
Maka bila kita sibuk bersuara, bagaimana kita bisa mendengar jejak langkahnya yang senyap?
Maka bila kita tak cukup awas, bagaimana kita bisa melihat kehadirannya yang samar?
Maka bila kita terus bergerak, bagaimana kita bisa menyentuh wujudnya yang lembut?

Cobalah untuk diam.
Cobalah untuk hening.
Cobalah untuk tak bergerak.

Arahkan telinga untuk mendengar yang hampir tak terdengar.
Arahkan hati untuk berpikir yang selama ini tak terpikir.

(Sebuah tulisan sebagai pembenaran bagi yang suka melamun, halah...!)

Jumat, 09 Mei 2008

Mulai dari Tetangga Terdekat

MTT-lah. Mulailah dari Tetangga Terdekat.
Seringkali kondisi hubungan kekerabatan di lingkungan kantor dan di lingkungan rumah berbeda. Bahkan amat berbeda.
Tidak sedikit orang yang mampu bersikap sempurna dalam lingkungan kerjanya, namun seolah kehilangan kepribadian itu saat berada di lingkungan rumah mereka.
Mungkin, saya adalah salah satu di antaranya.
Dan ternyata tidak hanya itu, bagi mereka mengundang decak kagum orang lain atas prestasi profesinya adalah mudah sekali, tetapi meraih simpati tetangga terdekatnya adalah sulit sekali.
Mengapa? Bukankah kebaikan tetaplah kebaikan dimana pun ia berada?
Bila "sikap baik" tergantung pada tempat dan waktu, maka "kebaikan" itu hanyalah topeng penutup keburukan yang lain.
Ajaran moral para bijak tua itu sederhana saja, katanya, bersikaplah paripurna. Kapan pun. Di mana pun. Bahkan meski anda hanya seorang diri.
Pepatah mengatakan, jangan tebarkan aroma masakanmu ke tetangga sebelah bila kau tak berkenan membaginya pada mereka.
Jangan anda banggakan kehebatanmu di seberang pulau sana, bila tetangga sebelah rumah tak sekali pun merasakan kehebatan itu.
Mulailah dari yang dekat. Mulailah dari tetangga kita sendiri.