Rabu, 15 April 2009

PERLU PERENCANAAN UNTUK BISA HIDUP DI BATAM


Masa lalu adalah masa yang sudah lewat, kita tidak bisa mengubahnya dan kita tidak bisa memperbaikinya. Masa sekarang adalah kado terindah atau sebuah anugerah, maka itu kita mesti bisa memanfaatkannya sebaik mungkin. Sedangkan masa depan penuh dengan ketidakpastian, sulit diduga dan tak bisa dikendalikan. Tetapi justeru karena itulah, kita perlu merencanakan hidup supaya kita mudah melakukan tindakan apapun yang diperlukan. Demikian halnya bagi kita yang hidup di Batam saat ini, kita memerlukan perencanaan untuk bisa hidup di Batam.

Permasalahan pertama yang sering dihadapi oleh kita yang hidup di Batam adalah hidup dalam kesendirian. Sebagai perantau, biasanya kita jauh dari sanak keluarga bahkan teman-teman yang selama ini menemani kita mengisi kehidupan sehari-hari. Untuk kita yang baru tinggal di Batam, perasaan sepi, kangen dengan keluarga ataupun orang yang kita kasihi, ingin pulang dan perasaan semacam itu bisa dipastikan menguasai hampir 24 jam waktu yang kita miliki.

Menghadapi masalah seperti ini nampaknya tidak ada cara lain selain kita mesti keluar dari kesendirian itu. Bergaul dengan teman-teman di tempat kerja, bercengkerama dengan tetangga sekitar tempat tinggal kita, mengikuti kegiatan ibadah, aktif dalam kegiatan sosial dan olahraga barangkali dapat menjadi alternatif dalam berperang dalam kesunyian hidup di Batam. Cobalah!

Yang kedua adalah masalah pendapatan. Kalau diteliti, mungkin alasan bekerja akan menempati urutan teratas alasan mengapa banyak dari kita yang datang ke Batam. Sebagai kota industri, Batam memang sangat menarik minat kita untuk rela jauh-jauh datang dari kampung ke halaman menuju Batam. Gaji yang tinggi, pengalaman kerja yang mumpuni, serta pergaulan yang luas yang mungkin didapat, telah menambah semangat kita mendatangi pulau yang menyerupai kalajengking ini. Sayangnya, terkadang harapan tak sesuai dengan kenyataan. Masih banyak di antara kita yang memiliki penghasilan pas-pasan. Jangankan untuk menabung, untuk menutupi kebutuhan harian saja seringkali kita mesti berhemat.

Maka, apabila kita dapat menggunakan waktu luang yang tersedia dan mengisinya dengan kegiatan yang produktif, tentulah akan sangat membantu. Kegiatan wirausaha kecil-kecilan bisa menjadi pilihan, misalnya menjadi penyedia jasa pulsa elektronik bagi teman-teman sekitar kita, membuat makanan ringan dan menitipjualkan di kedai sebelah tempat tinggal kita atau di kantin tempat kita bekerja. Bagi yang menguasai komputer, rajin menulis di blog atau membuat review sebuah blog Atau bahkan menciptakan tema-tema untuk penghias halaman blog bisa menjadi alternatif mendapatkan tambahan penghasilan di luar jam kerja. Menggunakan kemampuan teknis kita dalam memperbaiki peralatan elektronik atau melakukan servis kendaraan bermotor juga bisa menjadi kegiatan sambilan di waktu luang. Seorang teman bahkan hanya mengandalkan sebuah komputer dan kemampuannya menciptakan desain untuk kaos, tanpa memiliki kemampuan sablon (ia berikan kepada temannya yang jago sablon), dan kini ia memiliki sebuah usaha spesialis sablon yang pendapatannya mencapai 5x lipat dari pendapatannya pada saat ia bekerja di sebuah pabrik. Pengalaman menunjukkan bahwa contoh-contoh kegiatan tadi tidaklah memerlukan tambahan modal, yang diperlukan adalah sebuah kemauan yang kuat untuk menambah penghasilan. Nampaknya itu sadja!

Yang ketiga adalah masalah pengeluaran yang tinggi. Banyak orang bilang, BATAM adalah singkatan dari Bila Anda Tiba Anda Menangis. Bisa jadi, anekdot ini berkaitan dengan biaya hidup di Batam yang tinggi. Dibanding di pulau Jawa, harga sembako di Batam relatif lebih mahal. Transportasi di Batam di samping masih semrawut, tarifnya juga tidak murah. Sedangkan tempat tinggal, jangankan untuk membeli rumah, untuk menyewa pun harganya sudah cukup tinggi. Jadilah itu semua membenarkan asumsi anekdot di atas.

Tetapi apakah kita harus menyerah begitu saja? Tentu tidak dong. Mengingat kembali niat awal datang ke Batam untuk menang, mari kita ubah anekdot di atas menjadi anekdot yang berenergi positif: BATAM berarti Bila Anda Tabah Anda Menang! Mari siasati masalah biaya tinggi ini dengan bijak. Ajak beberapa orang teman untuk tinggal bersama, dan menyewa sebuah rumah yang layak di dekat tempat kerja kita. Lakukan kegiatan masak memasak secara bersama-sama, dan tutupi kebutuhan hidup secara bersama-sama pula. Belanjalah di pasar tradisional yang murah, gunakan sepeda sebagai alat transportasi kita. Biasakan gaya hidup yang sederhana dan hemat. Sesekali pergilah berwisata ke tempat-tempat yang tidak mengeluarkan biaya tinggi misalnya ke pantai, ke jembatan barelang dan sebagainya. Nikmati hidup, tabah menghadapi persoalan hidup yang ada, dan berdoalah kepada Yang Maha Kuasa agar senantiasa mendapat petunjuk-Nya dalam menjalani hidup ini. Insya allah, hidup di Batam akan penuh dengan kenyamanan.

Karena itu, buatlah perencanaan!

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Memang benar.. Saya yg dari jkt kerasa bgt seperti yg anda tuliskan. Bahkan seakan gaji yg puluhan juta ini pun seakan tiada arti lg.. Karena banyak hal2 yg hilang setelah di batam. Contohnya, anak saya suka kangen nenek dan sepupunya.. Tidak ada hiburan anak2 sperti di jakarta yg melimpah. Saya bingung, orang2 batam ini mindsetnya suks! Setiap belanja selalu bilang terkait dgn dollar singapore.. Akhirnya apa? Berharap yg beli org singapore, harga2 naek gila2an akhirnya mencekek leher warga batamnya sendiri. Kalau saya cuman satu kata saja tentang batam.. "City of the damned!"