Minggu, 17 Februari 2008

Pantang Mundur

"Apakah mungkin untuk melewati jalan ini?" tanya Napoleon
kepada para insinyur yang dikirim untuk menyelediki terusan
St. Bernard yang menakutkan itu.

"Barangkali, bukannya tidak mungkin," jawab mereka dalam nada
ragu-ragu.

"Tempuh saja!" jawab Napoleon tanpa menghiraukan kesukaran-
kesukaran yang hampir tak teratasi. Inggris dan Austria
menertawakan keputusan Napoleon untuk menggerakkan tentara
melintasi pegunungan Alpen.

Tak pernah ada orang yang bisa, apalagi dengan membawa 60.000
tentara, dilengkapi dengan meriam-meriam besar, berpeti-peti
peluru, dan barang dalam jumlah besar.

Akan tetapi ketika tindakan yang "mustahil" itu selesai,
orang-orang sekonyong-konyong tahu bahwa hal itu memang bisa
dilakukan dari dulu. Yang diperlukan hanyalah keberanian dan
tekad seperti Napoleon.

Dia tidak pernah gentar menghadapi segala rintangan itu. Dan
ia mengambil kesempatan itu.

Batam telah berubah, dari sebuah pulau terpencil, sepi, sunyi, kini batam menjelma sebagai sebuah raksasa industri (meminjam bahasanya mas Nunung).
Tetapi hidup di Batam, kini tidaklah seindah sebagaimana yang dibayangkan awalnya.
Harga bahan kebutuhan pokok yang melambung tinggi.
Perumahan yang semakin tidak terjangkau.
Juga sulitnya mendapatkan transportasi yang murah dan aman.
Adalah contoh segudang masalah yang dimiliki Batam.
Belum lagi masalah kemudahan mendapatkan pekerjaan, fasilitas kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.

Nampak seperti "mustahil" untuk membangun Batam sebagaimana dicita-citakan.
Namun bila Batam memiliki pemimpin
yang berani untuk melakukan perubahan, yang tidak pernah gentar menghadapi segala rintangan, Insya Allah hal yang mustahil akan menjadi mungkin.
Yang diperlukan hanyalah keberanian dan tekad seperti Napoleon.

(foto diambil dari
www.neowin.net)

Tidak ada komentar: