Senin, 18 Februari 2008

Tidak Kompak ?

Prihatin saja membaca berita tentang kabar ketidakkompakan pemimpin Batam saat ini: Walikota Ahmad Dahlan dan Wakil Walikota Ria Saptarika sebagaimana berita Batam Pos.
Tidak hanya prihatin tetapi juga sedikit geregetan. Sekaligus tidak habis pikir, koq hal-hal seperti ini dibesar-besarkan.
Tidak kompak berarti tidak seia sekata. Atau berarti tidak sejalan. Bisa juga artinya berbeda pendapat, beda pandangan. Lebih jauh lagi bisa berarti beda tindakan, atau lebih parah lagi berbeda kebijakan.
Nah kalau yang tidak kompak itu adalah Wali dan Wawali, maka akhir cerita bisa jadi bakal tidak happy ending nantinya. Terutama pengaruhnya kepada pelaksanaan program kerja Pemko Batam. Dampaknya tentu bukan pembangunan yang semakin maju, infrastruktur yang makin lengkap, atau kesejahteraan masyarakat yang makin meningkat. Malah justeru sebaliknya. Ini yang membuat prihatin.
Seorang sahabat dekat pernah bercerita bagaimana dia selalu berbeda pendapat dan pandangan dengan isterinya dalam mengelola urusan rumah tangga dan home based business-nya. Dan seringkali mereka berdua berdebat sengit sewaktu sedang berdiskusi berdua, bahkan terkadang memukul meja. Tetapi mereka punya komitmen yang luar biasa yaitu boleh berbeda pendapat, boleh ngomong apa saja, boleh pakai argumentasi apa saja, dan sebagainya, selama berada di dalam ruangan diskusi yang hanya ada mereka berdua! Bahkan apa yang mereka ucapkan dan lakukan di dalam ruangan diskusi itu tidak boleh diceritakan kepada orang lain, bahkan anak-anak pun tidak perlu tahu.
Menariknya lagi mereka punya komitmen bahwa sebesar-besarnya perbedaan pendapat, perbedaan itu TIDAK BOLEH memecah kebersamaan yang ada. Tidak boleh ada kata-kata berpisah, atau bahkan bercerai yang boleh keluar dari mulut mereka. Bahkan secuil niat untuk tidak lagi bersama, mereka haramkan. Mereka berpegang teguh kepada niat awal mereka dulu, serta janji yang pernah diucapkan pada saat akad nikah bahwa mereka akan selalu bersama. Bersama membangun rumah tangga, mendidik anak-anak, menuju cita-cita mencapai keluarga yang sakinah mawahdah warahmah.
Jadi, didalam boleh ramai tetapi di depan anak-anak, di luar rumah, yang tampak oleh tetangga dan kerabat adalah mereka berdua yang selalu kompak, seia sekata, saling mendukung, begitu harmonis, dan begitu romantis.
Andaikan pak Dahlan dan pak Ria selalu berpegang teguh kepada kesepakatan yang pernah mereka niatkan bersama dulu, barangkali penulis tidak perlu merasa prihatin.
Semoga.

(foto di-crop dari situs Pemko Batam di http://www.pemko-batam.go.id/index.htm)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Saya tidak mengomentari posting ini, Saya hanya ingin bersilaturrahiem dengan sahabat lama yg pernah sama-sama di banana leaf.

Saya yakin sekali akan janji Rasulullah SAW, Silaturraiem itu dapat memperpanjang umur dan memurahkan Rezqi… untuk itulah saat ini kangen juga untuk silaturrahiem.