Kamis, 21 Februari 2008

Sering Kerja Lembur = Workaholic ?

Beberapa indikasi dari workaholism atau "ketagihan" kerja adalah sering kerja lembur, mengerjakan tugas kantor di rumah, khawatir dipecat karena kurang kerja keras, atau hubungan yang minim dengan keluarga.

Dan contoh yang paling ekstrim dari pekerja workaholic adalah para pegawai di Jepang yang menghabiskan lebih dari 12 jam sehari untuk mengerjakan tugas kantor. Menurut informasi yang ada rata-rata jam kerja pegawai di Jepang memang tertinggi di dunia (2.450 jam per tahun). Padahal katanya, bekerja lebih dari 40 jam per minggu saja sudah bisa diindikasikan sebagai workaholic.

Kelakuan "gila kerja" di Jepang bahkan begitu seriusnya hingga bisa menyebabkan kematian. Mereka menghabiskan berjam-jam mengerjakan tugas kantor sehingga menimbulkan efek samping seperti kelelahan, stres, kurang tidur, serangan jantung, bahkan stroke. Untuk memaksa mereka istirahat, salah satu serikat pekerja bersama manajemen sebuah grup perusahaan elektronik raksasa di Jepang sampai harus mengeluarkan instruksi larangan kerja lembur di setiap hari rabu dan hari gajian. Luar biasa.

Di Indonesia bahkan di Batam, workaholic juga sudah mulai menjadi tren. Kita bisa temui di beberapa kawasan industri besar di Batam, banyak para pekerja yang mesti bekerja sekitar 12 jam sehari. Bahkan terkadang Sabtu dan Minggu pun mesti bekerja. Anda juga salah satunya? Oh no...

Tetapi berbeda dengan di Jepang, di Batam kelakuan "gila kerja" ini bukan karena khawatir dipecat akibat kurang kerja keras, tetapi ini karena gaji yang pas-pasan, sehingga mereka mesti bekerja lembur untuk menambah penghasilan. Kalau tidak lembur, pertengahan bulan seringkali mesti gali lubang tutup lubang, bahkan lebih parah lagi hubungan dengan isteri malah bisa jadi runyam.

Jadi, rupanya ada persamaan antara orang Jepang dan orang Indonesia: sama-sama doyan kerja, yang beda cuma alasannya. Nasib, nasib.

(foto diambil dari sini)

Tidak ada komentar: