Senin, 03 Maret 2008

Mulai dengan Mimpi

Barangkali UTG, jaksa staf Kejaksaan Agung yang menangani kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang ditangkap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi di rumah milik pengusaha Syamsul Nursalim di Jalan Hang Lekir, Jakarta Selatan, Ahad (2/3), bermimpi menjadi seorang jaksa yang kaya raya.
Sehingga ia berani melakukan langkah gila yaitu menerima uang sebesar US$ 660 ribu atau sekitar Rp 6 miliar yang diduga terkait dengan penghentian kasus BLBI oleh Kejaksaan Agung.
Mungkin ia telah berkhayal memiliki uang miliaran rupiah yang dengan itu ia bisa memiliki apa saja, bisa pergi ke mana saja, bisa melakukan apa saja.
Barangkali ia sudah berangan-angan tinggal di sebuah rumah mewah lengkap dengan perabotannya, atau bahkan menaiki mobil mewah yang luar biasa nyaman.
Bisa jadi ia menginginkan kenikmatan surga dunia.

Banyak yang bilang bahwa segala yang terjadi, dimulai dengan bermimpi, atau dimulai dengan berkhayal. Bahwa segala yang dicapai, awalnya dimulai dengan angan-angan di pikiran.
Setelah menemukan impian, kemudian dikumpulkanlah segenap kemampuan yang ada.
Dan bersamaan dengan itu, kemauan pun dibangun.
Maka, peluang yang tadinya nampak kecil, kemudian akan terlihat sebagai sebuah emas yang bersinar menyilaukan mata. Memaksa tubuh bergerak sekuat tenaga meraihnya, sekaligus menggapai impiannya.

Kita tidak tahu apa yang UTG angankan, tapi tahukah apa yang kita angankan sekarang, bila kita bicara tentang setahun, dua tahun atau lima tahun ke depan?
Apakah kita melihat masalah, atau sesuatu yang berantakan, atau kengerian, bahkan ketakutan?
Ataukah kita melihat peluang dan keberhasilan?

Tidak ada batas bagi imajinasi. Kita boleh mengkhayalkan apa saja.
Keberhasilan atau kegagalan.
A nice day atau a nightmare.
Bayangkan masa yang akan datang, dan biarkan diri kita melaju dengannya.
Tinggalkan kendala di belakang, dan tampilkan hidup yang ingin kita jalankan.
Hidup yang kita ciptakan akan dimulai dari mimpi kita.
Ciptakan mimpi terbaik, dan mulai bertindak untuk mewujudkannya.

(foto dari sini)

3 komentar:

Sary mengatakan...

makanya kalo punya mimpi itu juga musti hati-hati..
jangan sampai impian itu menguntungkan kita tapi merugikan banyak orang..

Anonim mengatakan...

Siapa saja berhak donk bermimpi, namanya juga hanyalan. Mana ada orang mau mimpi 'tanggung-tanggung'.

Mimpi kan tidak merugikan siapa-siapa, tergantung cara mewujudkan mimpinya aja yang mesti pakai aturan yang berlaku, benarkan?

Anonim mengatakan...

angan-angannya tanggung sih cuman 6 milyar. Coba berangan-angan jd tom cruise, pasti ga bakalan makan suap :)