Sabtu, 01 Maret 2008

Waktu Yang Tiada Berujung

Tanpa kita sadari, waktu telah begitu mengatur kita.
Dan sesungguhnya, kita telah mengikuti apa maunya.
Tatkala matahari mulai terbit, dengan sengaja kita segera bangun dan memulai rutinitas hari itu.
Menyampaikan rasa syukur kepada-Nya, dilanjutkan dengan berdoa mengharapkan banyak hal.
Kemudian membersihkan diri, sarapan pagi, berkemas-kemas, dan berangkat memulai aktifitas hari itu.

Tanpa kita tahu, waktu sudah sangat mengatur kita.
Dan sesungguhnya, kita sudah menjalani apa maunya.
Ketika memasuki jam 8 pagi, dengan segera kita memulai pekerjaan yang ada.
Me-review lagi pekerjaan yang telah lalu, dilanjutkan dengan merencanakan pekerjaan berikutnya.
Kemudian melihat kondisi aktual tempat kerja, memeriksa laporan hasil kerja, rapat, bertemu dengan rekanan kerja, dan sebagainya.

Tanpa kita rasa, waktu telah dan sedang mengatur kita.
Ketika bel jam usai kerja berdering, tanpa diperintah segera kita berkemas.
Menyimpan kertas dan pensil dalam laci, lalu meninggalkannya jauh-jauh.
Seolah-olah semua persoalan hari itu telah terpecahkan.
Seakan-akan semua problem hari itu telah terselesaikan.

Betapa hebatnya waktu mengatur kita.
Sesaat kita memasuki rumah tempat tinggal keluarga kita, salam nan hangat segera terdengar dari yg kita kasihi.
Makanan yang nikmat penuh rahmat pun segera tersaji.
Dan tutur kata yang lembut pun terdengar, canda ria pun begitu terasa.
Penat akibat kerja seharian jadi terlupakan.
Ah, betapa hebatnya waktu menghibur kita.
Betapa bergairahnya waktu membangunkan kita.

Betapa setianya kita mengikuti alur waktu.
Esok hari, ketika jam kerja dimulai, mungkin semua tumpukan masalah kita aduk lagi.
Mungkin perselisihan pun bolehlah dilanjutkan kembali.
Bahkan bisa jadi, kita mesti bayar lagi kredit bulanan rumah, kendaraan, hutang ke warung sebelah dan sebagainya.
Ah. Itu lagi.

Sesaat, jadi terpikir bagaimana seandainya kita yang mengatur waktu.
Bukan waktu yang mengatur kita.
Saat kita bisa mengatur waktu, barangkali sesungguhnya kita pun bisa mengatur pikiran, emosi, dan perasaan kita.
Karena waktu adalah lingkaran dimana kehidupan kita berjalan, maka kita atur waktu supaya bisa mengatur kehidupan.
Ah, seandainya bisa...

2 komentar:

Citra Pandiangan mengatakan...

Jika aku bisa mengatur waktu, aku ingin kembali ke masa dimana tanggung jawab yang aku 'pikul' tidak sebesar sekarang hehehe....Tapi itu hanya, daydreaming aja.
Kalau situ sendiri bagaimana?

Deni Manusia Ikan mengatakan...

Jika aku bisa mengatur waktu, menjadi seorang "Jumper" barangkali akan menarik.